PARIWISATA INDONESIA

MARI KITA JELAJAHI WISATA ALAM INDONESIA

Selasa, 11 Oktober 2011

CURUG CIJALU-SUBANG

CURUG CIJALU
Setelah meninggalkan Air Panas Sari Ater, kami berencana mengunjungi Curug Cijalu, lalu Situ Wanayasa, dan dari sana kembali ke Jakarta. Dari Ciater kendaraan mengarah ke Subang, lalu belok ke kiri, masuk ke Jalan Sagalaherang pada GPS -6.6774802, 107.6827097 dan mengikuti jalan utama arah ke Purwakarta.
Beberapa orang penduduk berjalan kaki di jalan yang mulai sempit, dan hanya sebagian saja yang mulus seperti pada foto. Tidak ada angkutan umum di sini, sehingga pengunjung harus menyewa ojek jika tidak membawa kendaraan sendiri.



Meski lebih banyak bagian jalan yang aspalnya sudah terkelupas habis, menyisakan bebatuan yang membuat kendaraan sering terguncang dan harus berjalan lambat, namun pemandangan alam sekitar di sepanjang perjalanan sangatlah indah!
terlihat pangkal pohon-pohon besar yang batangnya telah ditebang habis. Sayang sekali.




Di sebuah belokan, dimana terdapat beberapa buah gubuk yang mungkin digunakan sebagai warung pada akhir pekan, kami akhirnya bisa melihat Curug Cijalu dari kejauhan. Sangat indah!
Kami masih melewati sungai yang dangkal, tanpa jembatan, yang kemudian saya ketahui bernama Sungai Cijalu. Belakangan baru diketahui bahwa akses ke Curug Cijalu harus dengan menyusuri sungai ini ke arah hulu, dan yang kami lihat di atas sebenarnya adalah Curug Cikondang!



Tidak berapa lama kemudian kami sampai di area parkir, dimana terdapat warung-warung makanan, dan ternyata ada beberapa mobil yang telah tiba terlebih dahulu di sana.Jalan setapak dari area parkir menuju lokasi curug. Di sebelah kiri jalan setapak ini adalah tempat dimana pengunjung biasa berkemah.Teman-teman tengah berada di curug pertama yang kami temui di lokasi ini. Debit airnya tidak begitu besar, namun susunan batu hitamnya cukup menarik.

Adalah seorang bocah penjual makanan ringan yang mengatakan bahwa curug ini bernama Curug Cilemper, dan yang lebih jauh sekitar 400 m lagi bernama Curug Cikondang. Curug Cijalu yang sebenarnya berada jauh di tempat lain.Beberapa orang pengunjung tampak tengah meninggalkan lokasi berlatar belakang Curug Cikondang, yang semula kami kira sebagai Curug Cijalu.


Serombongan anak muda baru tiba di Curug Cikondang dengan ketinggian air terjun yang cukup mengesankan, yaitu sekitar 90 m, ketika kami bersiap untuk meninggalkan tempat, kembali ke area parkir. Seorang pria menawarkan untuk mengantar kami ke Curug Cijalu, namun karena akses menuju ke sana cukup sulit, dan hari pun mulai sore, maka kami menolaknya.
Tempat berkemah yang letaknya persis di sebelah area parkir kendaraan dan warung-warung makanan. Sepertinya cukup nyaman, apa lagi sumber air bersih berlimpah, udaranya sejuk, dan ada keamanan di sini.
Kami pun mampir ke salah satu warung, memesan minuman hangat dan beberapa mangkok mie telor rebus. Selagi menunggu, ternyata ban belakang sebelah kiri tertusuk paku besar. Entah dimana dan bagaimana paku itu menusuk, karena tertusuknya di bagian samping.
Semoga pemerintah daerah dan dinas terkait segera memperbaiki akses ke Curug Cilemper dan Cikondang ini, serta membuka akses ke Curug Cijalu, agar bisa dinikmati lebih banyak orang. Ketiga curug ini sangat potensial untuk dikembangkan menjadi tempat wisata yang diburu orang, apalagi dengan panorama alam sekitar yang sangat indah.


Setelah sekitar seperempat jam kami pun sampai di gerbang masuk Curug Cijalu. Tidak ada penjaga, mungkin karena bukan hari libur, sehingga kami pun lewat begitu saja. Kami membayar karcis di lokasi curug.
Sebatang pohon yang daunnya meranggas menjadi pemandangan yang sangat menghibur, di tengah alam yang hening. Kami nyaris tidak berpapasan dengan kendaraan bermotor selama perjalanan ini.
Pemandangan hamparan pohon teh menghijau sejauh mata memandang, dengan latar belakang perbukitan di kejauhan, mengalihkan perhatian kami dari jalanan yang terjal. Di sepanjang jalan,






0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More